Sumur Bor Harapan Kakek Abin

0

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah hijau dan pegunungan yang indah, hiduplah seorang kakek bernama Abin. Setiap hari, Kakek Abin duduk di depan rumahnya yang sederhana, dengan tangan yang cekatan menganyam bambu menjadi bakul nasi. Keterampilannya dalam menganyam sudah tidak diragukan lagi, dan bakul-bakul buatannya terkenal kuat dan tahan lama.

Kakek Abin bukan hanya seorang pengrajin, tetapi juga seorang tetua yang dihormati di desanya. Setiap kali ada masalah atau keputusan penting yang harus diambil, warga desa selalu datang kepadanya untuk meminta nasihat. Kakek Abin selalu mendengarkan dengan sabar dan memberikan saran yang bijaksana.


Namun, ada satu hal yang selalu menjadi kekhawatiran Kakek Abin, terutama saat musim kemarau tiba. Desa mereka sering mengalami kekurangan air bersih, dan ini menjadi masalah besar bagi warga, terutama untuk kebutuhan sehari-hari dan keperluan di masjid. Sebagai marbot masjid, Kakek Abin merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa masjid selalu bersih dan siap digunakan untuk beribadah.

Suatu hari, Kakek Abin mengumpulkan warga desa di balai desa. Dengan suara yang tenang namun penuh semangat, ia mengusulkan agar mereka membangun sumur bor di desa. "Dengan adanya sumur bor, kita tidak perlu khawatir lagi kekurangan air saat musim kemarau," katanya. "Air bersih akan tersedia untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk masjid kita."

Warga desa mendengarkan dengan seksama dan setuju dengan usulan Kakek Abin. Mereka mulai mengumpulkan dana dan bekerja sama untuk mewujudkan impian tersebut. Tidak lama kemudian, sebuah sumur bor berhasil dibangun di desa mereka. Air bersih mengalir dengan lancar, dan warga desa tidak lagi khawatir saat musim kemarau tiba.

Kakek Abin merasa sangat bahagia melihat desanya berkembang dan warganya hidup lebih nyaman. Ia terus menganyam bakul nasi dengan senyum di wajahnya, mengetahui bahwa ia telah memberikan kontribusi besar bagi desanya. Dan setiap kali ia mendengar suara air mengalir dari sumur bor, hatinya dipenuhi dengan rasa syukur dan kebanggaan.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)