Muhammad Ridwan, seorang aktivis lingkungan hidup Cianjur yang berdedikasi, sedang menaiki perahu kecil di Waduk Cirata. Hari itu, matahari bersinar cerah, memantulkan cahayanya di permukaan air yang tenang. Namun, pemandangan yang indah itu terganggu oleh hamparan eceng gondok yang memenuhi perairan waduk.
Ridwan menghela napas panjang. Ia tahu bahwa eceng gondok adalah masalah serius bagi ekosistem waduk. Tanaman ini tumbuh dengan cepat dan dapat menghambat aliran air, mengurangi kadar oksigen, dan merusak habitat ikan serta organisme air lainnya. Namun, di balik masalah ini, Ridwan melihat peluang.
Dalam benaknya, ia membayangkan bagaimana eceng gondok ini bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.
Ridwan memiliki harapan besar untuk masa depan. Ia bermimpi untuk mengubah eceng gondok menjadi pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani di sekitar Waduk Cirata. Dengan teknologi yang tepat, eceng gondok bisa diolah menjadi kompos yang kaya nutrisi, membantu meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen.
Selain itu, Ridwan juga berpikir tentang kemungkinan lain. Eceng gondok bisa diolah menjadi bahan baku untuk kerajinan tangan, seperti anyaman atau produk dekoratif. Dengan demikian, masyarakat sekitar bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari tanaman yang selama ini dianggap sebagai hama.
Ridwan membayangkan masa depan di mana Waduk Cirata kembali bersih dan bebas dari eceng gondok. Ia membayangkan air yang jernih, ikan yang berenang bebas, dan ekosistem yang seimbang. Ia juga membayangkan masyarakat yang sejahtera, yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan.
Dengan tekad yang kuat, Ridwan berjanji pada dirinya sendiri untuk terus berjuang demi lingkungan yang lebih baik. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia yakin bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, harapan-harapannya bisa terwujud. Ridwan berharap suatu hari nanti, Citarum akan kembali harum, menjadi simbol kebanggaan dan keberlanjutan bagi generasi mendatang.